Archive for June, 2010

The Look of Honda Photo Contest Winners (Model Category)

First Winner (c) Suhendra

Second Winner (c) Ricky

Third Winner (c) Aldi Virdian Latief

Nominee (c) Juliandry

Nominee (c) Sutarya

The Look of Honda Photo Contest Winners (Event Category)

First Winner (c) Sutarya

Second Winner (c) Astadi P

Third Winner (c) Suhendra

Nominee (c) Hendra Mulya

Nominee (c) Siti Desintha

36 Picture Story Workshop…{CLOSED}

Menjumpai sahabat…

Dalam rangka mengisi rangkaian program BANDUNG 200 YEARS PHOTOFEST
(Festival Fotografi 200 tahun Kota Bandung),

Air Photography Communications & Padepokan Fotografi Bergerak mengundang para sahabat pada program edukasi fotografi yaitu:

“36 PICTURE STORY WORKSHOP”

36 Picture Story Workshop adalah sebuah workshop fotografi berupa pembelajaran membuat Photo Story dan praktek memotret dengan menggunakan kamera analog dan 1 roll film isi 36 gambar. Dimana obyek foto yang direkam adalah 36 buah jawaban personal dari masing-masing pemotret lewat visual foto dari sebuah pertanyaan kecil yaitu

Apa itu Batik?

Foto-foto yang diambil merupakan bagian dari segala aktivitas event “Gelar Batik Jawa Barat”.

Waktu & Tempat

Sabtu 3 Juli 2010 s/d Minggu 4 Juli 2010

Pukul 09.00 WIB s/d 20.00 WIB

Gedung Sate Bandung (Halaman Belakang, dari Jalan Cimandiri)

Biaya Pendaftaran

Rp 20.000,-

Materi

*Bagaimana membuat sebuah Photo Story?

*Bagaimana membuat sebuah tema foto?

*Bagaimana mengeksekusi sebuah foto?

*Bagaimana memilih foto?

*Bagaimana mempresentasikan foto?

Keterangan

*Masing-masing peserta membawa kamera analog & 1 roll film isi 36 frame.

*Masing-masing peserta diwajibkan mencuci film & memproses scanning foto.

Tempat Pendaftaran

Air Photography Communications/Padepokan Fotografi Bergerak

Jalan Taman Pramuka No 181 Bandung

Telp. 022-70160771

(Paling lambat hari Jumat 2 Juli 2010 pukul 17.00 WIB)

Atau

Stan Panitia 36 Picture Story Workshop

@ Gedung Sate

Sabtu 3 Juli 2010 s/d Minggu 4 Juli 2010 Pukul 09.00 WIB s/d 20.00 WIB

Demikian info yang kami berikan. Kolaborasi para sahabat merupakan energi bagi kami. Salam.

Fotografi bergerak!!

Info, http://fotografibergerak.com

Photo Documenting of Gelar Batik Jawa Barat…{CLOSED}

Menjumpai sahabat…

Dalam rangka mengisi rangkaian program “BANDUNG 200 YEARS PHOTOFEST”
(Festival Fotografi dari Komunitas, Jaringan & Individu Foto selama 1 tahun untuk 200 tahun Kota Bandung),

Arena Cultural & Republic of Entertainment bekerjasama dengan Air Photography Communications mengundang para sahabat pada program fotografi:

PHOTO DOCUMENTING of Gelar Batik Jawa Barat
Memotret bersama kegiatan “Gelar Batik Jawa Barat”.

WAKTU
Sabtu 3 Juli 2010 s/d Minggu 4 Juli 2010
Pukul 09.00 WIB s/d 21.00 WIB

TEMPAT
Gedung Sate Bandung (Halaman Belakang, masuk dari jalan cimandiri)

KETERANGAN
Acara ini tidak dikenakan biaya / gratis (Free Entry)
Panitia menyediakan hadiah hiburan berupa merchandise untuk satu orang peserta terbaik yang mengirim karya fotonya melalui alamat email ke fotografibergerak@yahoo.com (paling lambat tanggal 11 Juli 2010)

PEMGUMUMAN PEMENANG
13 Juli 2010 di https://fotografibergerak.wordpress.com

INFO LANJUT
Air Photography Communications
Jalan Taman Pramuka No 181 Bandung
CP Rani (022-92347207)

Demikian info yang kami berikan. Kolaborasi dan Budi Baik para sahabat merupakan energi bagi kami. Salam.

Fotografi bergerak!!

The Look of Honda Photo Contest…{CLOSED}

Menjumpai sahabat…

Dalam rangka mengisi rangkaian program BANDUNG 200YEARS PHOTOFEST (Festival Fotografi 200 tahun Kota Bandung), PT Daya Adira Mustika (Honda) bekerjasama dengan Air Photography Communications (APC) menyelenggarakan sebuah fotografi yang diberi nama

“ THE LOOK OF HONDA PHOTO CONTEST ”

HADIAH LOMBA FOTO

Kategori Lomba Foto Event Honda

Juara I: Sertifikat & Uang Tunai Rp 3.000.000,-

Juara II: Sertifikat & Uang Tunai Rp 2.000.000,-

Juara III: Sertifikat & Uang Tunai Rp 1.000.000,-

Juara Harapan: Sertifikat & Uang Tunai @ Rp 500.000,- (2 orang)

Kategori Lomba Memotret Model

Juara I: Sertifikat & Uang Tunai Rp 3.000.000,-

Juara II: Sertifikat & Uang Tunai Rp 2.000.000,-

Juara III: Sertifikat & Uang Tunai Rp 1.000.000,-

Juara Harapan: Sertifikat & Uang Tunai @ Rp 500.000,- (2 orang)

KETENTUAN & PERSYARATAN

Lomba foto terbuka untuk masyarakat umum.

Lomba foto terdiri dari 2 buah kategori yaitu

*Lomba Foto Event Honda yang berlangsung dari hari Sabtu 26 Juni 2010 s/d hari Minggu 27 Juni 2010, dimana obyek foto merupakan segala aktivitas yang dihadirkan pada event Honda (pameran motor, pertunjukkan musik, hiburan, dll).

*Lomba Foto Memotret Model yang berlangsung pada hari Minggu 27 Juni 2010 Pukul 08.00 s/d 10.00 WIB, dimana obyek foto merupakan interaksi & kesatuan antara model-model dengan motor honda.

Lokasi Lomba Foto bertempat di Bandung Super Mall (BSM) Jalan Gatot Subroto Bandung.

Biaya pendaftaran lomba foto sebesar Rp 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah) per peserta dan 100 peserta  pertama akan diberikan T-Shirt plus ID card.

Bagi peserta dari luar Bandung dapat mentransfer biaya pendaftaran ke nomor rekening 086-0200716 atas nama Julius M Tomasowa BCA KCP RIAU.

Foto yang dikirimkan merupakan foto berwarna. Olah digital diperbolehkan selama tidak menambah atau mengurangi gambar dalam sebuah foto.

Foto yang dikirimkan berupa softcopy file (dalam bentuk cd atau usb) dengan jumlah maksimal 3 buah untuk setiap kategori dan diberi keterangan tentang: judul foto, nama, alamat lengkap, nomor telepon & alamat email.

Seluruh karya foto peserta dikirimkan ke Stan Panitia The Look of Honda Photo Contest yang ada di Bandung Supermal paling lambat hari Minggu 27 Juni 2010 Pukul 16.00 WIB.

Seluruh foto yang masuk menjadi dokumen PT Daya Adira Mustika (Honda) dan berhak untuk dipublikasikan. Hak Cipta foto tetap menjadi milik fotografer.

Keputusan Dewan Juri mutlak, sah & tidak dapat diganggu gugat.

TEMPAT PENDAFTARAN

Air Photography Communications (Padepokan Fotografi Bergerak)

Jalan Taman Pramuka No.181 Bandung 40114 Telp : 022-70160771

Paling lambat hari Sabtu 26 Juni 2010 Pk 17.00 wib

Dan

Stan Panitia The Look of Honda Photo Contest

Bandung Supermal Jalan Gatot Subroto

Hari Minggu 27 Juni 2009 pk 07.30 s/d 10.00 WIB

WAKTU KEGIATAN

Lomba Foto Event Honda: Sabtu 26 Juni 2010 s/d Minggu 27 Juni 2010

Lomba Memotret Model: Minggu 27 Juni 2010 pk 08.00-10.00 wib

Batas Akhir Penyerahan Foto: Minggu 27 Juni 2010 pk 16.00 wib

Penjurian Lomba Foto: Minggu 27 Juni 2010 pk 16.30 wib

Pengumuman Foto Pemenang: Minggu 27 Juni 2010 pk 19.00 wib

dapat dilihat di http://www.fotografibergerak.com

DEWAN JURI

Dudi Sugandi (Redaktur Foto) ; http://dudisugandi.multiply.com/

Galih Sedayu (Fotografer & Pegiat Foto) ; http://fotografius.wordpress.com/

Wiria Tjandiawan (PT Daya Adira Mustika)

Demikian informasi yang kami berikan. Kolaborasi para sahabat merupakan energi bagi kami. Salam.

Fotografi bergerak!!!


Informasi lanjut,

air photography communications

( padepokan fotografi bergerak )

jalan taman pramuka 181 bandung 40114 phone : (022) 70160771 fax : (022) 7234570

cp : Sdr Ulis (0812-2122839) & Sdr Pandit (0856-24892516)

email address : fotografibergerak@yahoo.com

website : http://www.fotografibergerak.com

Workshop KLJ Gelar Batik Jawa Barat…{CLOSED}

Salam leleupeutan!
Pinhole Bandung Bandung (KLJI Bandung & kamerapinjaman.com/KAMPI) bekerjasama dengan Air Photography Communications…
mengundang dengan seksama para penggemar, pencinta, simpatisan pinhole, untuk segera bergabung dan melatih dirinya masing-masing, dalam gelaran:

Acara/waktu:
Workshop & Pamer karya pinhole, 09.00 s/d selesai, 3 dan 4 Juli 2010

Venue:
Parkir utama Gedung Sate Bandung

Dress code: Musti BATIK!

Bagi yang memili karya, bisa email ke: denisugandi@gmail.com untuk mengirimkan karyanya (sisi terpanjang 2000 pixel), tuliskan data teknis dan deskripsi. Bagi yang hendak bergabung, HARAP BAWA kamera rakitan sendiri. Bagi yang ingin berlatih, bisa bergabung di Workshop KLJ (15 ribu untuk ganti kertas dll)

Info:
0813 22 393930 deni
http://kljibandung.blog.com/

Lets Make Story Using Photograph…{CLOSED}

UKM Jurnalistik STERIL mengadakan acara Lomba Fotografi dan Seminar Fotografi untuk Pelajar dan Mahasiswa.

LOMBA FOTOGRAFI
Tema : “Potret Sehat Negeri Prihatin”

Ketentuan Lomba :
1. Biaya Pendaftaran Rp 20.000,- (sudah termasuk biaya mengikuti seminar fotografi)
2. Foto yang diperlombakan harus mengangkat tema ” Potret Sehat Negeri Prihatin”.
3. Jumlah foto peserta dibatasi maksimal 5 foto
4. Foto merupakan milik pribadi (bukan karya orang lain), dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba maupun menjadi media publikasi bagi pihak lain.
5. Foto yang dikumpulkan merupakan hasil foto selama 1 tahun terakhir (2009-2010)

Pengiriman :
1.Foto disimpan dalam format JPG dalam bentuk CD. Format nama file digital: namapeserta_judul_lokasipemotretan.
2. Dibalik foto yang dicetak harus disertakan kertas yang memuat data: Judul foto; Nama pemotret; Peristiwa dan lokasi foto ; dan deskripsi foto minimal 1 paragraf
3. Karya foto dicetak dalam ukuran 5R. Semua karya foto dikumpulkan paling lambat tanggal 24 September 2010
4. Foto dapat diantar langsung pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu atau dikirim ke Sekretariat Panitia Lomba, selambat-lambatnya di terima panitia tanggal 24 September 2010 (CP panitia : 085722454648)

Pemenang :
1. Foto pemenang lomba akan dipamerkan tanggal 26 September 2010 dan nama pemenang serta penyerahan hadiah dilakukan pada hari yang sama saat seminar berlangsung.
2. Semua foto pemenang lomba menjadi milik Panitia.
3. Panitia akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi karya peserta selama dalam lingkup acara, namun Panitia tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan yang timbul selama pengiriman dan pameran.

SEMINAR FOTOGRAFI
Tema : “Basic of Photography”
Biaya pendaftaran untuk pelajar dan mahasiswa umum Rp 15.000,-
Fasilitas : Seminar Kit, Konsumsi, Sertifikat, Door Prize menarik.

Dimeriahkan oleh Penampilan UKM Teater LISEMA dan UKM PSM

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Kesekretariatan :
Jl. Prof. Eyckman No.24. Bandung

Contact Person:
Nandhini 083822198876
Siska 085722454648

MENELANJANGI PLAGIAT SEBENARNYA: Mengupas plagiat dalam fotografi dari tema, gagasan dan bentuk

Isu plagiat, yang selalu berkonotasi seram ini, selalu mampir dalam berbagai wacana seni. Dalam wahana fotografi, kegiatan meniru dan menjiplak tersebut, hingga kini masih dalam batas abu-abu. Sampai sekarangpun, belum pernah ada kajian khusus apa itu plagiat atau bukan. Saya sendiri mencoba menyelami persoalan ini, menggali kembali peristiwa seperti ini yang pernah diungkap di media masa, dengan konteks untuk kebutuhan kompetisi fotografi.

Kembali pada tahun 1997, pada saat penyelenggaraan Salon Foto Indonesia (Foto Media, April 1998) pihak panitia dan juri menerima karya yang disebut plagiat. Tiga karya Okky Adiwijaya dinyatakan menjiplak, meniru kemudian menerbitkan dalam kontes fotografi nasional, SFI tahun 1997. Diantaranya karyanya dengan judul “Lover” peraih medali perak pada SFI ke-18 tahun 1997, yang ternyata sangat persis dengan karya foto Daniel J. Cox, dari sebuah artikel “How Pros Photograph Animals” pada majalah Popular Photography edisi Agustus 1996.

Begitu pula terulang, pada tahun 2000 lalu, karya Dedy H. Siswandi juara pertama untuk kategori Momokrom, dengan judul “Swimmer” pada SFI ke-21, disinyalir benar-benar meniru karya fotografer Choo Chee Yoong yang pernah diterbitkan dimajalah Photo Asia edisi Januari 1996.

Pada International Photo Contest, yang diselenggarakan oleh BINUS, tahun 2009, kembali tuduhan plagiat tersebut muncul. Kebebasan bersuara melalui jejaring sosial, Ricky N. Sastramiharja menyatakan dengan keras, bahwa karya Sutanta Aditya Lubis, sebagai pemenang lomba BINUS 2009 untuk kategori umum, adalah mirip dengan karya James Nachtwey, dengan judul “ Chechnya, 1996 – Ruins of central Grozny”

Sekali lagi, belum pernah ada kajian khusus. Baik itu dari fotografer senior pendahulu kita, seperti Alm. Kartono Ryadi, Santoso Alimin, Edwin Raharjo, Ir. Goenadi Haryanto, Stanley Bratawira, Paul I. Zacharia, Tubagus P. Svarajati, Budi Darmawan, Alm. K.C. Limarga, Solichin Margo, Aslam Subandi, Oscar Motuloh, jim Supangkat (baca Foto Media 1998 & 2000) tidak pernah menyatakan analisis khusus apa itu plagiat. Semua yang tertulis dalam artikel Foto Media tersebut hanya opini tanpa ada usaha untuk menjelaskan lebih dalam lagi persoalan ini. Sungguh sangat disesalkan, pekerjaan rumah ini belum pernah tuntas hingga kini, semenjak fotografi hadir pertama kali, menginjak tanah Batavia sejak tahun 1840.

Mengupas apa itu plagiat dan bukan tentunya memerlukan parameter tertentu, sehingga akan mudah untuk berpijak. Sistem menyamakan pemahaman terlebih dahulu adalah cara yang paling adil, dalam menilai apakah ini termasuk atau tidak. Arti plagiat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online) http://pusatbahasa.diknas.go.id/, yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI mempunyai arti demikian:

pla•gi•at n pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dsb) sendiri, msl menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan.

Dalam konteks visual fotografi bisa berarti meniru gagasan karya orang lain, kemudian menyatakan bahwa gagasan tersebut menjadi miliknya. Ini baru tahap gagasan saja, belum dilihat dari bentuk. Gagasan tersebut bisa saja ditiru karena faktor kognitif, sensasi-persepsi, memori dan imajinasi dalam melihat dan mencerap foto-foto yang pernah dilihat sebelumnya, kemudian dihadirkan kembali dalam bentuk gaya yang berbeda.

Bagaimana plagiat itu dikupas?
Perlu dipahami terlebih dahulu batasnya. Kita yakini terlebih dahulu bahwa dalam proses penciptaan karya tidak ada gagasan original. Sebaliknya, meniru nyaris sama itu pasti sangat memungkinkan. Jadi plagiat atau bukan akan mudah sekali dikupas. Cara apresiasi awal suatu karya foto ialah dengan mendeskripsikan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, yaitu obyek foto (subject matter) meliputi di dalamnya adalah menyebutkan karater obyek-obyek yang muncul didalam foto tersebut; orang, benda, tempat atau kejadian/peristiwa yang terjadi.

Visual elemen atau unsur-unsur yang menyusun, mengatur dan membangun foto sebagai berikut: titik, garis, bidang, bentuk, cahaya, warna, tekstur, massa, ruang dan volume disebut bentuk dan teknis (form). Deskripsi tersebut dapat dilihat dari rentang nada (shades of gray/tonal) hitam ke putih, kontras obyek, kontras jenis film/negatif (noise untuk digital) kontras kertas, format film, sudut pandang, jarak obyek, lensa yang digunakan, pembingkaian, ruang tajam, tingkat ketajaman fokus dan sebagainya.

Media. Material pembangun karya foto tersebut. Misalnya cetakan momochrome dengan menggunakan media kertas cetak tertentu, dengan proses lanjutan (paska-produksi menggunakan teknik digital imaging). Deskripsi media pun meliputi seluruh aspek yang turut membangun terciptanya ekspresi seniman pada karyanya, serta dampak yang timbul pada pelihatnya.

Terakhir adalah melihat dari gaya/style. Adalah menyangkut kondisi sosial-politik-ekonomi dan semangat jaman saat itu (zeitgeist) termasuk didalamnya gerakan seni, periode waktu serta faktor geografis, yang memperngaruhi proses penciptaan karya. Ciri seperti ini bisa dikenali dari obyek foto, teknis pemotretan dan media foto.

Mengupas tuduhan palgiat Sutanta Aditya Lubis versus James Nachtwey
Dua anak, dengan menggunakan lensa lebar, memenggal separuh kepala anak tersebut. Point of interest gambar ini bukan anak tersebut, tetapi informasi yang terkandungnnya, lingkungan dalam gambar ini menjelaskan, sama-sama sebuah produk perang; James Nachtwey menjelaskan kehancuran sebuah kota di Central Grozn di Checnya tahun 1996 (Dengan judul Ruins of Central Grozn), sedangkan karya Sutanta Aditya Lubis memaparkan “perang” himpitan ekonomi di pinggiran kota. Bila disandingkan, dua foto tersebut memang terlihat sama, baik itu pemilihan sudut pengambilan-dari atas, perspektif yang dihasilkan dari efek lensa lebar atau menghadirkan kepala anak separuh, sehingga si pemotret bisa leluasa mengeksplorasi latar pendukung yang mewakili kekuatan anak tersebut. Ide dan gagasan sama, namun maknanya bisa berbeda.

Tema dan pesan kedua foto tersebut sama, sama-sama berusaha menampilkan sisi realitas manusia yang buram. Sisi buram ini yang saya lihat tidak lagi menampilkan manusia sebagai tokoh sentral atau sebagai subyek, melainkan sebagai obyek dari sistem sosial, budaya, politik dan sistem ekonomi tertentu. Jelas keduanya menggunakan narasi visual negatif.

Bila dianalisa dari alur dan bentuk, kedua foto tersebut nyaris memiliki pola yang sama, pengambilan sudut lebar, dengan demikian dapat mengambil informasi lingkungan yang lebih banyak. Dengan penggunaan lensa lebar, perspektif menuju pada titik yang sama. Bisa diperhatikan garis maya pada karya foto Sutanta, jalur kereta api, menuju titik perspektif yang sama dengan karya Nachwey, deskripsi rentang nada/tonal menggunakan pemilihan paska-produksi hiram dan putih, intensitas cahaya pada saat pengambilan, low kontras dan aspek teknik burning-dodging.

Dalam menterjemahkan gaya, baik Sutanta dan Nachwey, sama-sama menggunakan metode EDFAT, metode yang diperkenalkan Walter Cronkite School of Journalism and Telecomunication, Arizona State University. Sebagai metode EDFAT mungkin tepat digunakan sebagai pembingbing dalam setiap penugasan ataupun mengembangkan suatu konsep fotogafi pribadi (Motuloh, Oscar, 1999, hal 6). EDFAT adalah suatu metode pemotretan untuk melatih optis melihat sesuatu dengan detail yang tajam. Tahapan-tahapannya yang dilakukan pada setiap unsur dari metode ini adalah suatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai (Prasetya, Andhika, 2003, hal 26).

Huruf E, berarti “Entire” dikenal sebagai established shoot, ruang luas wilayah pengamatan, “Detail” adalah suatu pilihan atas bagian terntentu dari keseluruhan padangan terdahulu (Entire). Tahap ini adalah saat penentuan Point of Interest. Sutanta mengambil mata anak yang tertutup perban, karena menderita penyakit mata, bermaksud mengantarkan menuju lingkungannya (latar). “Frame” adalah proses membingkai detail yang telah terpilih. Cara pengaturan komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek pemotretan antara dua karya tersebut sama. “Angle” atau sudut pengambilan, sama-sama dilakukan dari atas, top angle, karena kedua fotografer sama-sama tinggi dibandingkan si anak tersebut. Tahapan terakhir dari EDFAT, adalah “Time” tahap penentuan kehadiran anak tersebut (saya berkesimpulan tidak ada upaya pengaturan subyek) pada seting waktu yang sama, sama-sama menggunakan kecepatan tinggi, membekukan gerakan. Hanya pemilihan ruang tajam saja yang berbeda.

Palgiat itu?
Karya Sutanta dan Nachtwey, baik itu dari bentuk, gagasan dan tema, jelas karya ini bila disandikan ada kesetaraan. Persamaan karya ini, ternyata mudah sekali terjadi. Kalau memang Sutanta menyadari karya ini ada kesamaan dengan karya fotografi sebelumnya, yang pernah dikenal publik (dipublikasikan) dan kemudian dihadirkan diruang publik, misalnya dalam lomba foto, tentu saja karya ini harus dipertanggung jawabkan pada publik pula dan Sutanta harus siap menjawab. Hal demikian lumrah terjadi pada dunia jurnalistik, lihat saja karya essay foto Rama Surya “Yang kuat yang kalah” bila dibandingkan dengan karya Sebastian Salgado dalam essainya “An Uncertain Grace” sebagian besar sama dan sebangun (congruent), yang sangat dipengaruhi gaya pemotretan fotografer-fotografer pendahulunya: Henri Cartier Bresson dan Eugen Smith. Sutanta Aditya Lubis terinspirasi karya-karya James Nachtwey adalah sah-sah saja. Tetapi bilamana karya tersebut turut membuka wawasan publik dan kemudian publik tergerak membawa perubahani, karya foto tersebut sudah tidak penting lagi, juga tidak penting lagi berbicara apakah itu plagiat atau bukan. (denisugandi@gmail.com)

Referensi foto:
http://6ix2o9ine.blogspot.com/2010/05/plagiat.html

The Winners of Nyaah Ka Kolot Photo Contest 2010

Juara I : “Menyebrangkan Nenek” (c) Hendra Mulya – Bandung

Juara II : “Membantu Nenek” (c) Aprison – Tangerang

Juara III : “Membantu” (c) Aris Pramono – Solo

Juara Harapan : “Menuju Tempat Aman” (c) Edi Yusuf – Bandung

Juara Harapan : “Sisiran Lembut” (c) Imam – Jakarta

Juara Harapan : “Hati-hati Nek” (c) Tony Ventor – Bandung

Juara Harapan : “Etika” (c) Edri Praduka Prapanca

Indosat Community Day and Photography Talk…{CLOSED}

(c) Dodi Suryanata Sukmana

Menjumpai sahabat…

Dalam rangka mengisi rangkaian program “BANDUNG 200 YEARS PHOTOFEST”
(Festival Fotografi dari Komunitas, Jaringan & Individu Foto selama 1 tahun untuk 200 tahun Kota Bandung),

Indosat dan Air Photography Communications mengundang para sahabat pada program fotografi regular yang bertajuk:

“INDOSAT COMMUNITY DAY & PHOTOGRAPHY TALK

PEMBICARA
DODI SURYANATA SUKMANA
Dodi adalah seorang fotografer fashion & wedding photography. Dodi pernah memotret tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Amien Rais & Sri Sultan Hamengkubuwono dengan menggunakan fotografi aura. Selain fotografer dodi juga merupakan seorang make up artist yang kerap memenangkan beberapa penghargaan dalam berbagai kejuaraan.

TEMA
Capturing Beauty in Fashion Wedding Photography

TEMPAT
Kopi Progo
Jalan Progo No 22 Bandung

WAKTU
Rabu 9 Juni 2010
Pukul 13.00 WIB s/d 15.00 WIB

ACARA
Presentasi Indosat Community
Photography Talk Show

FASILITAS
Lunch (Makan Siang) plus Live Band & Acoustic Performance

KETERANGAN
Acara ini tidak dikenakan biaya (Free Entry) dan hanya terbatas untuk 30 peserta.
Bagi peserta yang ingin mengikuti acara ini silakan mendaftarkan diri ke Air Photography Communications untuk mendapatkan tiket masuk.

INFO LANJUT
Air Photography Communications
Jalan Taman Pramuka No 181 Bandung
CP Rani (022-92347207) – http://www.fotografibergerak.com

Demikian info yang kami berikan. Kolaborasi dan Budi Baik para sahabat merupakan energi bagi kami. Salam.

Fotografi bergerak!!